Tempat iklan

WASPADAI NARKOBA DI KAMPUNG KITA

Kampung Pringgokusuman sebagai pilot project pencegahan narkoba/Sorotjogja-Fariz
Jogja, (sorotjogja.com) – Pemerintah Kota Jogja kini tengah getol menekan angka ketergantungan terhadap obat-obatan terlarang di kalangan remaja, salah satu upayanya dengan membentuk daerah
bebas narkoba.
Asisten Pemerintahan Sekretaris Daerah Kota Jogja, Ahmad Fadli Fauzi, mengatakan, daerah bebas narkoba nantinya akan dibangun di Kampung Pringgokusuman. “Di sana akan jadi pilot project kawasan bebas narkoba di Jogja,” ujar dia, Minggu (26/4/2015).
Karena termasuk dalam area penyangga wilayah perkotaan, ia berharap, Kampung Pringgokusuman bisa jadi model kampung bebas narkoba di DIY maupun Indonesia.
Ia menekankan, ketergantungan pada obat-obatan terlarang di kalangan remaja kini cukup mengkhawatirkan. Makanya, ia harus fokuskan memberantas narkoba. Kampung bebas narkoba di Pringgokusuman, katanya, ke depan harus punya ciri khas tersendiri.
Sementara itu, Sapto Hadi Ketua BNN Jogja, mengungkapkn, total kasus penyalahgunaan obat-obatan terlarang yang berhasil diungkap tim gabungan BNN dan aparat kepolisian kini mencapai 71 kasus. Bahkan, 36 persen pelakunya adalah mahasiswa dan posisi kedua disusul pelajar dan warga luar kota.
“Makanya kita minta kepada penghuni kos agar dilakukan pendampingan untuk berantas narkoba,” terang dia.
Di Kampung Pringgokusuman sendiri, nantinya akan dibentuk satgas dan kader pemberantasan narkoba. Di situ akan dilakukan deklarasi. “Kita cegah dengan penjangkauan dan pelaporan kasus narkoba. Harapan kita, secara swadaya membentuk pemberantasan narkoba. Satu kawasan kawasan itu harus jadi bebas narkoba,”. (Sorotjogja.com/Fariz Fardianto)

INFO JABAR

BANDUNG, TRIBUNJABAR.CO.ID - Sekitar 140 perusahaan di sejumlah daerah di Jawa Barat mengajukan penangguhan pemberlakuan upah minimum kabupaten/kota (UMK) 2017. Mayoritas perusahaan yang mengajukan penangguhan UMK berasal dari Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Bogor.

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jawa Barat, Ferry Sofwan Arif mengatakan hingga batas akhir permohonan pengajuan penangguhan UMK 2017 pada 21 Desember lalu, ada 140 perusahaan yang mengajukan penangguhan UMK. Perusahaan-perusahaan itu mengaku belum bisa memberlakukan UMK 2017 karena mengalami masalah keuangan.

Ferry mengaku belum mengetahui secara pasti sektor usaha apa saja yang mengajukan penangguhan tersebut. Ia beralasan, saat ini pihaknya masih melakukan pendataan untuk mengelompokkan jenis-jenis usahanya.

"Kita baru rekap per daerahnya sektor apa saja. Tapi paling banyak itu ada di Kabupaten Bogor dan Bekasi," kata Ferry saat dihubungi melalui ponselnya, Senin (26/12).

Disnakertrans, lanjut Ferry, saat ini mulai melakukan pemeriksaan terhadap 140 perusahaan yang mengajukan penangguhan UMK tersebut. Ferry mengaku akan terlebih dahulu mencocokkan data yang diberikan perusahaan dengan fakta sesungguhnya di lapangan, apakah perusahaan tersebut benar-benar tidak mampu atau sebaliknya.

Selain menyurvei langsung lokasi perusahaan, Disnakertrans Jabar juga biasanya melakukan pemeriksaan terhadap kondisi faktual seperti laporan keuangan dan lainnya. Dari laporan keuangan, biasanya akan diketahui apakah perusahaan yang mengajukan penangguhan UMK itu benar-benar tidak mampu atau tengah mengalami persoalan keuangan atau hanya akal-akalan perusahaan.

"Setelah kita cek satu per satu, nanti akan diumumkan pada 21 Januari perusahaan mana saja yang disetujui atau ditolak. Itu melalui keputusan gubernur," kata dia.

Karena pemeriksaan yang dilakukan belum memunculkan hasil, Ferry mengaku belum bisa memastikan apakah jumlah perusahaan yang mengajukan penangguhan pembayaran UMK pada tahun 2017 meningkat atau berkurang dibanding tahun sebelumnya atau tidak.

"Kita harus liat berapa (perusahaan) yang disetujui penangguhannya lewat Kepgub," ujarnya. (zam)

INFO JABAR

CIMAHI, TRIBUNJABAR.CO.ID -- Menu bakso rasanya sudah tak asing ditelinga masyarakat.

Biasanya, bakso disajikan dengan mie kuning atau bihun. Namun, bagaimana jadinya jika mie sebagai ciri khas pendamping bakso diganti dengan jamur salju dan jamur kuping.

Ya, itulah yang dilakukan, Peni Pelani, pemilik kedai Ebod, di Jalan HMS Mirta Redja, nomor 92, Kota Cimahi.

Kedai Ebod

Berbeda dengan bakso pada umunya, bakso campur jamur kedai Ebod disajikan dengan jamur salju dan jamur kuping disiram kuah bumbu kaldu yang gurih, dan beraroma khas.

"Baksonya tetap daging sapi murni, sedangkan jamurnya dijadikan topping pengganti mie," ujar Peni, saat ditemui Tribun, Rabu (30/3).

Selain itu, kedai bakso ebod juga menyediakan paduan mie dengan jamur.

"Jadi menunya ada Bakso Ebod Canary, isinya bakso, jamur, mie, tahu dan tulang muda, ada juga Bakso Ebod Love Bird, itu isinya bakso, jamur, tahu dan tulang muda," katanya.

Satu porsi bakso campur jamur ini, ucap Peni, dibandrol dengan harga Rp 20 ribu sampai Rp 35 ribu.

Selain bakso, kedai ini juga menyediakan bergam menu lain seperti nasi, sup dan minuman. (Nazmi Abdurrahman)